SEJARAH BERDIRINYA AIM
Sejak Negara Republik Indonesia mengambil alih tugas keimigrasian dari bangsa Belanda pada tahun 1950, diperlukan Pejabat Teknis Imigrasi untuk seluruh wilayah Negara Indonesia dan perwakilan RI di luar negeri. Guna memenuhi kebutuhan tenaga teknis keimigrasian yang professional, maka pada tahun 1962 dibentuklah Akademi Imigrasi berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI.
Akademi Imigrasi berada di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum & HAM yang terletak di Jalan Raya Gandul Cinere Depok dan dikenal dengan julukan Kampus Pengayoman.
Akademi Imigrasi dipimpin oleh seorang Direktur dengan dibantu oleh 2 kepala sub bagian, 5 kepala urusan dan dibantu oleh tim pembina beserta seluruh staff. Sejak keluarnya statuta Akademi Imigrasi pada tahun 1962, Akademi Imigrasi kemudian dihentikan pada tahun 1964 sampai dengan angkatan ke-3. Pada tahun 1999 Akademi Imigrasi dibentuk kembali dengan alasan masih minimnya Pejabat Imigrasi yang ada saat ini. Dalam kurun waktu antara tahun 1999 sampai dengan 2009, Akademi Imigrasi telah meluluskan 7 angkatan, yaitu angkatan ke-4 sampai dengan angkatan ke-10 yang saat ini sudah ditempatkan di kantor-kantor imigrasi dan atau Tempat Pemeriksaan Imigrasi di seluruh wilayah RI. Akademi Imigrasi, di dalam perjalanannya juga melakukan berbagai kerjasama dengan instansi-instansi lain demi terwujudnya kelancaran pendidikan dan kegiatan taruna. Sebagai salah satu contohnya yaitu bentuk kerjasama yang dilakukan dengan pihak Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran serta Imigrasi Australia dengan adanya beasiswa di Flinders University, Adelaide. Selain itu masih ada juga beasiswa yang diberikan oleh Taiwan di National Central Police University-Taiwan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pejabat imigrasi untuk bisa menjadi Sumber Daya Manusia yang profesional, berwibawa dan berwawasan global.