Akademi Imigrasi (AIM) menyelenggarakan Seminar Karya Tulis Akhir (KTA) Taruna AIM Angkatan XVI yang diadakan Selasa (26/7/2016), di Gedung Auditorium BPSDM Hukum dan HAM, Cinere, Depok.
Acara ini merupakan lanjutan dari rangkaian akhir kegiatan pendidikan Taruna AIM angkatan XVI, setelah sebelumnya dilakukan Sidang KTA pada bulan April 2016. Dari total 64 taruna yang memaparkan hasil karyanya, maka terpilihlah empat KTA terbaik yang dipaparkan pada seminar ini. Seminar KTA merupakan suatu bentuk rangkaian acara dalam rangka memotivasi Taruna/i AIM untuk mengkaji dan menggali ilmu di bidang keimigrasian.
Diadakannya seminar ini adalah guna memaparkan karya terbaik dari hasil Sidang KTA Taruna AIM Angkatan XVI kepada sivitas akademika dan Pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi. Seminar KTA kali ini mengundang keynote speaker Guru Besar Ilmu Keimigrasian Universitas Krisnadwipayana, Prof. Dr.Iman Santoso, S.H.,M.H.,M.A, yang juga merupakan mantan Direktur Jenderal Imigrasi periode 2001-2006.
Seminar ini dipimpin oleh Direktur Akademi Imigrasi, Pramella Yunidar Pasaribu, S.H.,M.H, selaku Moderator, dan dihadiri oleh tamu undangan yang berasal dari Pejabat Administrator di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi. Seminar ini dihadiri oleh 278 peserta, yang terdiri dari Taruna/i AIM Angkatan XVI, XVII, XVIII, dan Siswa/i Pendidikan Pejabat Imigrasi (Dikpim) Tahun 2016.
Tiga penyaji terpilih dari Taruna/i AIM Angkatan XVI, terdiri dari:
Acara seminar ini diawali dengan sambutan Sofyan Martono Wibowo, A.md.Im., selaku Kepala Urusan Administrasi Akademik AIM. Ia menyampaikan mengenai gambaran umum pola pendidikan yang ada di akademi imigrasi. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan KTA dari para pemapar, lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari seluruh peserta seminar termasuk pejabat yang hadir.
Seminar KTA AIM Angkatan XVI berjalan dengan kondusif dan tertib, dimana seluruh peserta seminar sangat antusias mengikuti kegiatan. Hal ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta seminar, akan tetapi moderator hanya membatasi tiga hingga lima pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing penyaji.
Jawaban yang dilontarkan oleh ketiga penyaji benar-benar menunjukkan kualitas mereka sebagai Taruna/i terbaik dari yang terbaik di angkatannya. Hal tersebut terlihat dari penguasaan materi dan pemaparan jawaban yang disampaikan.
Dalam pembahasannya, Dista Dewi Rahayu, sebagai penyaji pertama menyampaikan KTA yang berjudul “Tinjuauan Pemberian Kewarganegaraan Republik Indonesia Terhadap Teysha Hiramatsu”. Kemudian dilanjutkan oleh penyaji Prima Setiawan dan Rizki Putra yang berkolaborasi dalam menyampaikan KTA yang berjudul “Arah Pengembangan Akademi Imigrasi Dalam Penerapan Fungsi Keimigrasian guna Menjawab Tantangan Kedepan”.
Paparan yang disampaikan oleh kedua penyaji terakhir lebih menitik beratkan pada masalah urgensi peningkatan status Akademi Imigrasi menjadi Politeknik Imigrasi. Berhubungan dengan hal ini, keseriusan mengenai peningkatan status Akademi Imigrasi menjadi Politeknik Imigrasi, terlihat dari semangat Prof. Dr. Iman Santoso, S.H., M.H., M.A., dalam menyampaikan hasil kajiannya.
Melalui paparannya, Prof. Dr. Iman Santoso, S.H., M.H., M.A. menginginkan Politeknik Imigrasi dapat menjadi pemasok utama sumber daya manusia handal yang melahirkan Pejabat Imigrasi untuk Direktorat Jenderal Imigrasi. Politeknik Imigrasi dihadapkan dapat menyelenggarakan berbagai segmen tingkatan pendidikan, mulai dari Program Diploma I (D-I) hingga Doktor Terapan.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian dari Dr. Adi Sujatno, S.H., M.H, yang bertindak selaku Ketua Dewan Senat . “Acara ini meskipun menyita waktu, namun memiliki makna menjelang diberlakukannya Politeknik Imigrasi. Tak perlu memikirkan sarana dan prasarana dahulu, yang terpenting ialah semangat”, tegasnya di akhir acara.
Acara ini diakhiri dengan penyerahan plakat dan sertifikat dari Direktur AIM kepada Prof. Dr. Iman Santoso, S.H., M.H., M.A. sebagai kenang-kenangan dan apresiasi kepada beliau atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan keimigrasian.
Kelak, dengan penuh semangat dan harapan, Akademi Imigrasi kedepan dapat menjadi lebih baik dengan adanya peningkatan status menjadi Politeknik Imigrasi guna menghasilkan Aparatur Sipil Negara yang handal dan profesional dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok sebagai Pejabat Imigrasi.
Tim Redaksi: