PROFIL AIM
Index:
Akademi Imigrasi (AIM) adalah pendidikan kedinasan yang bernaung dibawah Kementrian Hukum dan HAM RI. Akademi ini didirikan pada 1962 dan sempat terhenti sebelum kemudian difungsikan kembali di tahun 2000. AIM bertujuan mencetak kader pimpinan di lingkungan Direktorat Jendral Imigrasi dan Kementrian Hukum dan HAM RI masa depan dimana lulusannya kelak akan ditempatkan di seluruh kantor imigrasi di Indonesia dan atau di perwakilan imigrasi di luar negeri.
Pendidikan dilaksanakan selama tiga tahun yang diawali Pendidikan Dasar Kesamaptaan dibawah pengawasan Korps Marinir dan atau Korps Brimob, yang dilanjutkan dengan masa BASIS, yaitu Persiapan dan Pengenalan Kehidupan Taruna kepada calon taruna di Ksatrian AIM-Pusdiklat Kementrian Hukum dan HAM RI selama tiga bulan.
Di dalam pola pendidikan, Akademi Imigrasi menggunakan pola yang dikenal dengan istilah“jarlatsuh”, yaitu singkatan dari pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan yang masing-masing memiliki bobot 50 %, 20 %, dan 30 %. Nilai ini digabung dalam bentuk angka untuk menentukan rangking dan kemampuan taruna di masa pendidikan. Para pengajar yang ada di Akademi Imigrasi terdiri dari widyaiswara, dosen tamu yang berasal dari Perguruan Tinggi lain dan dari Direktorat Jenderal Imigrasi serta pengajar dari kedutaan besar negara asing seperti KOICA untuk pelatihan Tae Kwon Do dan DIMA Australia yang memberikan pelatihan mengenai document fraud.
Sebagai langkah awal bagi kehidupan taruna di Akademi Imigrasi ini yaitu dengan dilaksanakannya kegiatan pralat samapta, suatu kegiatan yang dilaksanakan sebagai awal penerimaan taruna. Samapta merupakan suatu bentuk latihan fisik yang bertujuan untuk membina kekuatan, ketahanan mental serta kesiapan fisik dan jiwa korsa taruna yang dibutuhkan untuk menjalani pendidikannya selama 3 tahun di Akademi Imigrasi.
Pendidikan yang didapat oleh para taruna meliputi Mata Kuliah Dasar Umum, Mata Kuliah Dasar Khusus, Mata kuliah Keahlian dan Mata Kuliah Keterampilan untuk bidang ilmu hukum, sosial dan tentunya materi teknis Keimigrasian. Di bidang ini taruna diajarkan untuk bisa belajar baik secara perorangan maupun berkelompok. Dengan kerjasama yang baik diantara anggota kelompok belajar itu, tentunya dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan para taruna serta mempermudah proses transformasi ilmu.
Setiap tahunnya, taruna Akademi Imigrasi melakukan kegiatan praktek di lapangan, baik di kantor-kantor imigrasi ataupun Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Hal ini merupakan suatu langkah penting yang harus dilaksanakan oleh taruna Akademi Imigrasi sebagai awal bagi taruna untuk mengenal dunia pekerjaan yang akan digeluti di masa yang akan datang.
Di setiap awal dari semester baru, dilaksanakan acara yudisium yaitu peresmian bagi taruna untuk melangkah menuju semester yang baru. Disini disebutkan taruna-taruna yang berprestasi dan masuk ke dalam peringkat 10 terbaik. Hal ini menjadi suatu cambuk dan motivator bagi taruna yang lain agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya di semester yang akan datang.
Akhir dari masa pendidikan di bidang pengajaran ini adalah dengan diadakannya sidang Karya Tulis Akhir bagi taruna tingkat 3. Di dalam sidang ini, taruna wajib memaparkan hasil tulisan yang telah dibuat dan mempertahankan pendapatnya di hadapan tim dosen penguji. Hal ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat bagi kelulusan taruna dari Akademi Imigrasi sehingga kemudian bisa diwisuda untuk menjadi seorang Pejabat Imigrasi.
Seperti yang kita ketahui bahwa imigrasi adalah garda terdepan sebagai penjaga pintu gerbang negara, artinya bahwa kita adalah pihak pertama yang akan menerima kedatangan orang asing dari luar negeri. Untuk bisa menjaga pintu gerbang negara Indonesia ini secara baik, dibutuhkan tenaga-tenaga profesional yang dihasilkan dari pelatihan-pelatihan yang bisa mengembangkan kemampuan taruna. Yang diberikan di bidang pelatihan adalah pelatihan Bahasa Asing seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Belanda dan Bahasa Arab. Untuk mendalami bidang Teknologi dan Informasi, taruna diberikan pelatihan Komputer oleh dosen yang berkompeten di bidangnya. Di bidang ketahanan diri, taruna diberikan pelatihan Bela Diri Karate serta Tae Kwon Do. Sedangkan di bidang kekuatan fisik yaitu berupa Senam, Kesamaptaan, Volley dan Tennis. Tidak hanya di bidang kekuatan fisik saja, taruna pun diberikan pelatihan yang dapat melatih keseimbangan ritme tubuh yaitu dengan diberikannya pelatihan dansa internasional seperti cha-cha, salsa, dan lainnya yang berguna bagi kemampuan taruna di dalam dunia pergaulan internasional.
Bidang ini merupakan satuan pelaksana pendidikan dalam proses pembentukan kepribadian. Bidang pengasuhan ini mengajarkan taruna untuk memiliki kemampuan bertanggung jawab, kerjasama, disiplin, percaya diri dan kemampuan untuk mengendalikan diri. Di bawah asuhan para pembina, taruna diarahkan untuk bisa membentuk kepribadian yang lebih baik lagi melalui pembinaan mental ideologi, pembinaan watak, pembinaan jiwa korsa, pembinaan fisik serta yang penting adalah pembinaan rohani. Untuk dapat melatih sikap-sikap seperti itu, di Akademi Imigrasi dibentuk organisasi ketarunaan seperti Badan Perwakilan Taruna (BPT) sebagai badan tempat menampung seluruh aspirasi taruna dan yang menjadi jembatan di antara taruna dan pembina. Organisasi lain yaitu Senat Taruna, sebagai organisasi yang melaksanakan berbagai kegiatan baik internal maupun eksternal sebagai tempat untuk menyalurkan ide serta kreatifitas taruna. Disamping itu ada juga Pasukan Khusus Taruna yang biasa dikenal dengan julukan Passustar yang beranggotakan 12 orang taruna. Passustar ini sebagai cerminan taruna yang selalu melakukan berbagai kegiatan seremonial seperti pasukan pengibar bendera, pasukan pedang pora untuk pernikahan, pasukan pengusung jenazah dan berbagai kegiatan lainnya. Semua organisasi ketarunaan ini digerakkan oleh taruna itu sendiri dibawah pengawasan pembina serta izin dari Direktur Akademi Imigrasi. Organisasi-organisasi tersebut menjadi jembatan bagi seluruh taruna untuk bisa menyalurkan aspirasinya dalam beraktifitas dan mengeluarkan kreatifitasnya. Bentuk lain yang bisa digunakan oleh taruna sebagai sarana penyaluran bakat dan kreatifitasnya yaitu dengan bermain musik yang tergabung di dalam korps Bhumi Pura Wira Wibawa. Kelompok musik berbentuk marching band ini biasa bermain untuk acara-acara baik seremonial maupun sebagai hiburan. Pada saat bermain marching band, taruna dituntut kekompakan, kerjasama dan kreatifitasnya didalam memainkan alat musik sehingga bisa tercipta suatu bentuk musikalisasi yang indah.
Acara Malam Keakraban pun kerap dilakukan oleh taruna Akademi Imigrasi, dimana seluruh taruna berkumpul dengan pembina, direktur dan para senior yang sudah lulus dari Akademi Imigrasi. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mempererat kembali hubungan kekeluargaan di antara korps Akademi Imigrasi yang menjunjung tinggi kebersamaan diatas segalanya. Di dalam acara ini, taruna dituntut untuk bisa menampilkan seluruh kemampuannya di dalam acara hiburan seperti bermain band dan lain sebagainya. Diyakini, dengan adanya kesimbangan antara kegiatan belajar dan hiburan, taruna tidak akan mengalami kebosanan yang berarti di dalam melaksanakan pendidikannya.
Dari tahun 2003 hingga tahun 2005, taruna Akademi Imigrasi berkesempatan untuk melaksanakan kegiatan paradasar atau terjun payung yang dilaksanakan di Landasan Udara Sulaeman Bandung dengan bekerjasama dengan Angkatan Udara yaitu dengan bergabungnya taruna Akademi Imigrasi dengan karbol Akademi Angkatan Udara serta siswa Sekolah Penerbang di Sekolah paradasar.
Namun, sejak tahun 2006, kegiatan ini sudah tidak dilakukan lagi oleh taruna Akademi Imigrasi.
Ekstrakurikuler yang terdapat di Akademi Imigrasi sekarang ini yaitu berupa Scuba Diving yang dilaksanakan oleh seluruh taruna secara bergantian di Pulau Putri, Kepulauan Seribu. Scuba Diving ini membuat taruna dapat menikmati keindahan bawah laut yang mempesona dan dapat meningkatkan rasa kepedulian taruna terhadap alam sekitarnya.
Bagi lulusan AIM yang telah di wisuda akan mendapat Brevet Pejabat Imigrasi (PI) dan langsung mengikuti Pendidikan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Pusat Pendidikan Reserse dan Kriminal Polri di Cisarua, Bogor.
Praktek dilaksanakan dalam tiga tahap:
- Tahap I: Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) yang dilakukan pada akhir semester 2.
- Tahap II: Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada akhir semester 4.
- Tahap III: Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada akhir semester 6.
Today | 1720 | |
Yesterday | 2849 | |
2011-05-25"/> | This week | 15565 |
2011-05-22"/> | Last week | 24530 |
2011-05-25"/> | This month | 88884 |
2011-05-01"/> | Last month | 7857 |
All days | 194623 |
Your IP: 174.129.228.67
,
Today: May 25, 2011